Akhirnya kebeli juga

Akhirnya kebeli juga. Cetakan pertama buku ini di tahun 2014, dulu nggak mau beli karena pertanyaan saya saat itu kenapa judulnya Sabtu bersama bapak? Itu ngingetin saya ke satu buku yang juga belum pernah saya baca sampai sekarang "Tuesday with morrie" lalu kaitannya apa? ngga ada juga, cuma karena judulnya sama-sama diawali dengan nama hari saya jadi ragu untuk membeli, alasan konyol? saya rasa iya.

Tapi sebenarnya saya sempat kerap kali tergoda setelah membaca review di google jadi pengen baca. Saya urungkan karena takut sedih. Dalam buku  ini diceritakan bahwa keluarga ini tumbuh tanpa sosok bapak karena si bapak dalam usia muda sudah "berpulang". Beneran saya kuatir baper bawa perasaan, liat seorang bapak gandeng  taangan anaknya aja sering bikin saya netesin airmata #sudahcukupcurhatnya.

Dengan satu sahabat saya Agent Watanabe kerap ngobrolin soal parenting via watsapp kami tinggal berjauhan. Dia sudah mempraktekkan ilmu parenting kepada anak-anaknya, sedangkan saya 0 nol, saya sekadar membaca teori dari artikel sana-sini. "Baca deh, ada unsur parenting disitu masih punya banyak waktu untuk menyerap ilmu" kalimatnya sih ga sama percis tapi kira-kira begitu pesan agent watanabe.

Akhirnya, akhir minggu kemarin saya niat banget ke toko buku di satu mall di jl Mh. Thamrin,  agenda showdanmeetandgreet saya memang membeli beberapa buku fiksi juga non-fiksi dan pastinya Sabtu bersama bapak - Adithya Mulya masuk dalam list "fiksi yang musti dibeli". Begitu masuk toko saya menemukan tumpukan buku ini dengan cover yang berbeda, cover foto beberapa artis. Selidik punya selidik fiksi ini akan difilmkan dan konon akan siap tayang lebaran 2016 baca beritanya disini

Lihat tepi bukunya, saya lakban transparant biar nggak tambah  kusut

Cover. Sayangnya saya tidak tertarik dengan cover baru, sedangkan sudah berputar-putar mengelilingi rak buku, saya tidak menemukan cover lama akhirnya meminta bantuan petugas toko. Hanya tersisa 4 buku dan semuanya sudah tidak terbungkus plastik, harganya? ga ada diskon sama aja dengan harga cover baru. Saya memilih satu yang terlihat lebih baik diantara lainnya begitu tiba dirumah seperti biasa langsung saya sampul dengan plastik, tidak lupa tepinya saya cover dengan lakban/ selotip transparan karena memang  mulai tampak mulai kusut.

Saya mulai membaca buku sebanyak   276 halaman ini dari pukul 22.30 berakhir pada pukul 2.20 dini hari. Betah saya bacanya. Reviewnya sudah banyak bertebaran di google, saya tidak akan menuliskan bagaimana kisah fiksi ini. Saya mutusin untuk melahap habis karena saya dibuat tertawa dan berpikir sekaligus kansayajarangmikir.

Nggak bikin saya nangis sesenggukan, kayak ketika saya baca Khalid Hossein atau Pulang, tapi cukup bisa bikin airmata saya netes tengah malam. Baper? Tentu saja iya, tapi ga papa.

Agent Watanabe, sahabat saya benar saya bisa belajar dari buku ini. #Kemudian memutar Luther Vandros,-Dance with my father.

 

Comments

  1. suka sekali buku itu, semoga filmnya nanti juga bagus

    ReplyDelete
    Replies
    1. temanya bagus. Iya semoga filmnya juga bagus ya.

      Delete
  2. Sedang bolak-balik melihat cover novel ini dan membaca tentangnya di beberapa blog ke teman-teman. Tapi saya belum juga memilikinya. Apa nunggu filmnya saja ya? Kata orang cerita di dalam novel jauh lebih bagus dibanding kalau difilmkan. Takutnya kalau udah baca duluan kemudian nonton filmnya kesannya jadi tidak bagus. Hahaha alasan saja ya saya kebanyakan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha saya punya pendapat yg sama dg kata orang mba Evi, saya juga sering kecewa kalo filmnya ga sesuai novel yg dibaca.

      Delete
  3. Beberapakali sempat megang-megang novel ini tapi belum kebeli juga...Ini juga masih mikir beli nggak ya? Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahahha itu sama kayak saya sampai sahabat saya ngasih rekomendasi (padahal jg baca reviwnya di blog)

      Delete
  4. Tahun kemaren nitip buku ini ke teman yg berkunjung ke Belanda. Pas waktu pindah nyari bukunya susah, banyak yg habis. Akhirnya kena kompor teman2 digrup wa, ekspektasinya terlalu tinggi karena mereka bilang bagus banget. Setelah dibaca, memang bagus, mata sempat berembun tapi ga sampai nangis. Sekarang bukunya bergilir dipinjam teman2 beda2 negara. Aku baru baca bukunya Adhitya yang terbaru, "parent's story" nah ini aku sukaaa banget. Manggut2 dan banyak mengamini yg ditulis, meskipun tidak semua.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Denny update buku Indonesia dimana? Ya meskipun mudah di google kadang aku salut dg mereka yang meski jauh tapi update sama karya sastra terbaru dari negeri sendiri :)

      Delete
    2. Aku update info2 buku lewat twitter Ru, karena aku follow banyak penulis, pemerhati buku, toko buku online maupun klub buku. Selain itu juga update dari goodreads. Jadinya selalu mengikuti. Kalau kamu ada IG, bisa follow @post_santa, rekomendasi buku dari mereka lumayan bagus. Dulu aku mengikuti rekomendasi buku mereka dari IG, sebelum aku nutup IG, sekarang lewat twitter. Tapi aku musti pilih2 buku mana yang mau dititip kalau ada yang mau kesini, maksimal 4 buku. Jadinya baca buku Indonesia juga berdasarkan siapa yang akan berkunjung ke Belanda haha.

      Delete
    3. Ah Post, aku pernah mampir sana mereka menyenangkan. Aku follow (club) buku juga di instagram. Aku ga ada twitter. Alhamdulillah ada yg bersedia dititipin ya den :). Thx info Post-nya aku baru saja follow di Instagram.

      Delete
  5. Akhirnya aku belum beli hehehe. Denger denger ceritanya keren. Apalagi katanya teman yang aku kenal, anaknya main dalam film ini. Tapi sebelum nonton aku beli novelnya dulu. Ntah kenapa, selalu suka ngebaca novel ketimbang filmnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah anak teman sampeyan dah gede? Atau yg bakal jadi artis ciliknya?. Bukunya was ok mba. Tapi kukira sampeyan lebih suka yang cerita petualangan gitu mba zulfa hehehe

      Delete

Post a Comment

Popular Posts