Kala ingin santai membaca
Kalau sudah tiba di toko buku bareng teman saya si Nou, dia akan segera menunjuk rak buku "chick lit mba!" sambil senyum-senyum, kenapa dia senyum-senyum?.
Kawan saya ini cowo penyuka musik cadas penggemar berat Band Metallica pembaca karya sastra termasuk Roman klasik dan bacaan lainnya kecuali chick lit :D, penyuka karya Benny Arnas, namun begitu dia sering menyebut Chick lit "novel yang perempuan metropolitan banget". Jangan mencibir Nou, karena sebenarnya dia hanya menggoda saya, mungkin dia berpikir karakter utama dalam novel chick lit bacaan saya mirip dengan saya yang sempat keseringan bercerita tentang betapa saya menyukai film Bridget Jones Diary yang diadaptasi dari novel berjudul yang sama, si Bridget yang single dan tergila-gila dengan si Boss (Hugh Grant)tapikansayagapernahnaksirbosssaya.
Buat saya cerita chic lit ini biasanya setidaknya berdasarkan pengalaman saya membaca ga jauh-jauh dari soal :
Ada bacaan macam cerita fiksi yang saya miliki yang bisa bikin saya baper cukup lama. Membaca fiksi yang bisa mengaduk emosi sedih& jengkel, yang bikin saya berhenti/ jeda beberapa menit, jam, hari, jeda melanjutkan bacaan bahkan kerap bikin saya ngebanting bukunya ditengah membaca karena issue/ permasalahan yang diangkat. Segitunya saya? Iya segitu lebaynya.
Contohnya Entrok novel fiksi yang ditulis Okky Madasari, kite runner Khaled hossein dan beberapa lainnya. Yang drama saja bikin baper apalagi cerita horror saya beneran emoh nggak mau dan nggak minat baca cerita horror. Baca horror ini ga cuma bikin baper tapi juga kebayang-bayangdimata.
Kawan saya ini cowo penyuka musik cadas penggemar berat Band Metallica pembaca karya sastra termasuk Roman klasik dan bacaan lainnya kecuali chick lit :D, penyuka karya Benny Arnas, namun begitu dia sering menyebut Chick lit "novel yang perempuan metropolitan banget". Jangan mencibir Nou, karena sebenarnya dia hanya menggoda saya, mungkin dia berpikir karakter utama dalam novel chick lit bacaan saya mirip dengan saya yang sempat keseringan bercerita tentang betapa saya menyukai film Bridget Jones Diary yang diadaptasi dari novel berjudul yang sama, si Bridget yang single dan tergila-gila dengan si Boss (Hugh Grant)
Chiclit atau Chic Literature Populer akhir 90-an kabarnya berawalnya dari U.K sana. Beberapa film Hollywood juga diadaptasi dari novel genre ini, seperti yang saya sebut sebelumnya Bridget Jones Diary yang dibitangi Renee Zelwegner& Hugh Grant dan beberapa aktor aktris lainnya, atau juga The Devil wears Prada. Cintapuccino mengaku sebagai chic lit pertama di Indonesia, novel ini juga sudah pernah di filmkan dengan salah satu pemerannya Ferdy Nuril. Ada juga Clara Ng yang menerbitkan beberapa novel genre ini.
Saya pembaca Chick Lit Sejak lama, genre ini yang kabarnya dianggap sebagai karya tak bermutu nyatanya film yang saya sebut diatas juga cukup populer.Buat saya cerita chic lit ini biasanya setidaknya berdasarkan pengalaman saya membaca ga jauh-jauh dari soal :
- Lajang
- Ataupun punya pasangan (; Pacar) tapi tidak beruntung soal urusan cinta karena ditinggal selingkuh, ditinggal kawin, di php-in (diberi harapan palsu) atau ditinggalkan begitu saja.
- Punya karir cemerlang ataupun biasa saja (lihat saja cerita Bridget Jones yang seorang karyawan biasa disebuah kantor memiliki bos yang ganteng dan dia naksir kebangetan)
- Settingnya biasanya di kota besar dengan gaya hidup metropolitan
- Soal kencan dan punya gebetan atau sedang naksir cowo/ cewe
- Ceritanya dikemas kocak, dan adegan konyol pada beberapa karakternya ini yang saya rasa jadi pembeda dengan karya Pop kebanyakan.
Jadi, ciri itu yang dianggap Nou kayak saya, karier biasa saja kecuali saya tidak bergaya metropolitan dan tetap saja "old fashion".
Meskipun pengarangnya banyak didominasi perempuan ada juga chic lit yang
ditulis penulis pria Mike Gayle saya tidak menyelesaikan membaca novelnya yang berjudul turning 30.
Ada bacaan macam cerita fiksi yang saya miliki yang bisa bikin saya baper cukup lama. Membaca fiksi yang bisa mengaduk emosi sedih& jengkel, yang bikin saya berhenti/ jeda beberapa menit, jam, hari, jeda melanjutkan bacaan bahkan kerap bikin saya ngebanting bukunya ditengah membaca karena issue/ permasalahan yang diangkat. Segitunya saya? Iya segitu lebaynya.
Contohnya Entrok novel fiksi yang ditulis Okky Madasari, kite runner Khaled hossein dan beberapa lainnya. Yang drama saja bikin baper apalagi cerita horror saya beneran emoh nggak mau dan nggak minat baca cerita horror. Baca horror ini ga cuma bikin baper tapi juga kebayang-bayang
Koleksi lama. Pemberian dari kawan-kawan baik & beli di pasar buku bekas (satu novel diatas bukan bagian dari chick lit dia adalah kumpulan cerita pendek) |
Bacaan ketika saya sedang ingin membaca melepas stress tapi tidak mau
terimbas efek membaca seperti yg saya sebutkan sebelumnya. Bacaan
ringan dan santai saja. Untuk
mengatasi baper biasanya saya perlu penawar, ibarat habis minum jamu
pahit biasanya kita diberi air jahe manis, air gula atau air jeruk nipis
untuk mengatasi rasa getir atau pahit jamu dilidah.
Untuk memulihkan baper biasanya saya memilih membaca chick lit, bacaan ketika saya benar-benar sedang tidak mau terlalu serius. Bacaan yang kerap bikin saya mesam-mesem (senyum-senyum) sendiri ngebayangin kekonyolan, bacaan yang bikin saya ngebayangin kota yang belum dan ingin saya singgahi, bacaan yang bikin saya mikir "ohhh begitu ya orang kota?" Kemudian saya ingat seorang kawan wanti-wanti "never trust anything you read on book!" Dan saya tertawa, bacaan begini yang saya juga suka dan ohhh saya juga suka cover-covernya.
Covernya |
Kemarin jalan-jalan ke Jogja ada diskon di toko buku di Malioboro Mall dan sempat beli chick lit satu saja dan sempat saya baca dikereta dalam perjalanan balik ke Jakarta. Sayangnya, saya belum sempat menyelesaikan membacanya.
-Ru-
Saya sudah sebutkan kan saya suka film Bridget Jones Diary :D
talking about Bridget Jones Diary, ga sabar nunggu sekuel nya autumn ini keknya :-)
ReplyDeleteOhh bakal release Autumn ini ya?, tahun lalu saya lihat novelnya di Kino****** Bridgejones dah diusia 40an. Pengen nonton :)
DeleteDulu suka baca novel, sekarang malah jarang. Sekarang malah kalap buku perjalanan, apalagi yang ceritanya bener bener perjalanan, bukan destinasi. Bisa baca berjam jam sampai lupa masak gosong. hehehe
ReplyDeleteBuku perjalananku yg aku punya & suka banget ya Agustinus Wibowo itu mba blum tau yg lainnya,duh keren mas itu. Paling aku baca majalah Traveller Natgeo aja
Delete