Menunggu Hujan

Sudah akhir Oktober mustinya hujan sudah turun, tapi hujannya belum turun juga padahal saya tiap hari dah siapin payung dalam tas kemana aja pergi ya itu... in case hujan.
foto saya
Awal bulan oktober ini saya pegi ke Jogja bareng ibu saya naik kereta api. Ini yang saya suka dengan perjalanan darat, bisa lihat pemandangan di sisi kreta apalagi masuk daerah jawa tengah bisa lihat persawahan dan bukit. Yang bikin ibu saya trenyuh adalah tanaman dan tanah kering yang kami lihat sepanjang perjalanan kami melewati jawatengah, apalagi ibu saya yang petani nggak ngebayangin kalo sawahnya kekeringan seperti yang kami lihat kemarin "kasihan nduk taninya" bilang ibu saya.

Sahabat saya sempat kirim pesan singkat di watsapp "mbak doain suamiku baik-baik saja, aku gak bisa hubungi hapenya. Palembang kebakaran parah" nggak pernah sahabat saya kirim pesan curhat begini pastilah dia sedang kalut dan khawatir dengan keadaan suaminya.

Saya baca berita palembang sedang ada kebakaran parah apalagi asap yang ditimbulkan sudah masuk di zona sangat berbahaya , duh kalo ingat asap kebakaran ini bikin nyesek hati aja penanganannya itu loh, entah karena kebakaran hutan yang disengaja atau karena musim kering kemarau bikin gesekan dahan yanh menimbulkan api. Semoga isu ini bisa ditangani segera sesegeranta.  Sesuai sunnah rasul masyarakat muslim palembang melakukan sholat istisqa di lapangan sholat memohon turunnya hujan.

Selang berapa hari sahabat saya kirim pesan watsapp lagi "alhamdulillah mbak, teman suamiku nelpon suamiku baik-baik saja hapenya gak bisa dihubungi karena ada gangguan", ikut lega rasanya.

Urusan suhu/ temperatur cuaca dah jadi obrolan di kantor saya, teman-teman kantor bertukar info tentang temperatur seperti beberapa hari lalu tentang suhu di Jakarta yang mencapai 39 derajat celcius padahal rata-rata jakarta adalah 30-32 derajat celcius aja. Kering banget cuaca jakarta kan?

kemarin pulang kantor saya lihat langit mendung gelap buru-buru saya menuju halte berharap segera naik bus ngindarin hujan, pak sopir muter DVD player lagunya Ebiet G Ade "mendung... benarkah pertanda akan segera turun hujan" gak tau judulnya apa lagu itu, tapi rasanya pas banget ya, hujannya belum turun juga di Jakarta.

Meski hujan kerap bikin banjir jakarta genangan air yang tinggi becek dimana-mana rasanya capek juga kalau terus-terusan kena kekeringan begini. Kalau dah begini hujan ditunggu-tunggu dan dirindu. Namanya juga rejeki ya.. seperti hujan yang adalah rahmad dari Allahswt ditunggu-tunggu penduduk bumi.

Comments

  1. Aku juga sedang menanti hujan di kota Bogor Mbak. Udah lama banget hujan nggak kunjung datang. Kangen pake payung setiap berangkat dan pulang kuliah, terus lihat jalanan basah, duh itu imajinasi udah melayang ke tempat lain. Soal kebakaran di beberapa wilayah di Sumatra, emang udah langganan Mbak setiap kemarau. Apalagi kampung halamanku di Riau, duh nggak usah dipertanyakan. Mungkin karena kebanyakan bertanah gambut yang kering banget saat kemarau. Tapi alhamdulillah kata Ibu sekarang di Riau nggak lagi kemarau.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai sofia, namanya cantik, saya selalu pengen berkunjung ke tanah sumatera kelak karena pengaruh para pujangga pengarang jaman sebelum balaipustaka sampai balai pustaka itu.. :). Iya ini ujian kebakaran hutan dan asap koq ya blum usai alhamdulillah tempat sofia gak lagi kemarau ya. Terimakasih sudah mampir

      Delete

Post a Comment

Popular Posts