Seperti NH. Dini

Jadi ketika saya dipertokoan melihat deretan cake terpajang di etalase tiba-tiba muncul ide untuk menyenangkan diri sendiri akhirnya saya mampir dan memilih beberapa untuk saya nikmati tidak untuk berbagi sebelumnya saya foto ala kadarnya terlebihdulu.

Tidak pernah merasakan kue tart dengan gula-gula berwarna cerah ceria berhiasbonekaElsa, atau cake bertabur coklat, di hias whippcream di atas juga disisi-sisinya. Tidak pula mata saya akan terpejam kemudian merapal do’a kemudian meniup lilin kemudian tepukan tangan meriah dihujani bingkisan ciuman dan pelukan juga ucapan “selamat ulangtahun” atau “Happy Birthday”, yang meriah begitu tidak pernah terjadi dalam hidup saya kasihan.

Yang pernah beberapa kali terjadi adalah ketika sepotong kue dan sebatang lilin disodorkan oleh kawan-kawan baik saya, perayan kecil  kejutan dari kawan-kawan  baik, tapi itu sudah lama sekali. Dan yang sering terjadi adalah, pada setiap tanggal kelahiran saya pada dini hari (seperti pagi ini) hape saya akan bertubi-tubi berbunyi nada pesan singkat via sms atau watssapp masuk,  pesan yang saya terima dari teman sahabat dan karib. Saya menerima ucapan selamat ulang tahun juga segala do’a terbaik untuk saya, berkali-kali saya akan bergumam "terimakasih" dan "amiin" insha allah do’a-do’a mereka untuk saya dijawabNYA juga do'a yang terbaik dari saya untuk mereka.

Sementara di pagi hari,  menjelang saya mulai bekerja saya akan menerima telpon dari kedua ning saya juga ibu, tidak ada ucapan selamat ulang tahun, hanya mereka mendoakan saya. Saya bisa mendengar suara ibu sedikit bergetar, mungkin dia mengkhawatirkan si bungsu yang merantau hidup sendirian padahal saya punya banyak kawan. Ibu saya lebih banyak memberikan doa dan wejangan, pesan yang sering disampaikannya meskipun bukan saat ulang tahun saya di ulangnya lagi “perempuan harus menjaga kehormatannya, hati-hati bergaul dan bersikap. Jaga kehormatan”. Tentu saja saya paham apa yang dimaksud ibu dengan kehormatan perempuan. Saya pun mikirnya, sulit kali ya jadi orangtua? tanggung jawabnya berat, tapi toh setiap dari kita kelak akan dimintai pertanggung jawaban olehNYA makanya ibu saya tak henti-henti mengingatkan. Saya jawab saja pesan ibu dengan “OK insha allah”.

Saya, bersyukur akan banyak hal. Bersyukur masih diberi kesempatan hidup, bisa melihat keluarga dan keponakan-keponakan yang kadang bikin saya ingat kenakalan masa kecil berpikir kira-kira siapa yang paling mirip saya?. Mungkin sebagian akan mengatakan “hanya keponakan” tapi buat saya mereka juga anak-anak saya sendiri. Bersyukur karena saya tahu, saya dihujani Cinta meski tanpa ucapan tanpa kata-kata, dari keluarga, teman, sahabat dan karib saya sekalipun kami berjauhan tapi insha allah saling mendoakan.

Belakangan ini sebelum hari kelahiran saya berulang (baca ulangtahun) saya mikir tentang NH. Dini. Iya  Nh. Dini yang penulis itu. Seiring bertambahnya usia dan berkurangnya jatah hidup didunia ini saya mikir tentang  ketika saya menua. Seperti do’a yang sering saya panjatkan  diantaranya adalah “tidak ingin menjadi tua yang tak berdaya”. Melihat NH. Dini yang berkarya dan mandiri diusia senja saya sangat salut dengan beliau. Saya tau ada banyak manula mandiri dan kreatif, hanya.....saya membaca beberapa karya Nh dini. 

Saya tidak muluk-muluk untuk bisa menerbitkan buku, blog ini dengan tulisan ala kadarnya saya buat untuk rekreasi memory. Hanya, kelak ketika saya menjadi lebih tua dari sekarang (insha allah diberi umur panjang) saya ingin tetap bisa melakukan segala kegemaran saya seperti yang dilakukan Nh. dini, melakukan banyak hal yang bermanfaat untuk diri saya sendiri dan oranglain, tidak ingin merepotkan. Seperti yang disebutkan dalam satu hadist Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya (Hr. Ahmad, ath-thabrani,ad-daruqutni).

BUKAN acara 17 agustusan, maafkan bendera tidak bermaksud menjatuhkanmu